Monday, 9 May 2016

Prayer Study

ONDASI KEKRISTENAN : Pegangan Katekisasi

oleh : Pdt. Budi Asali MDiv.

DOA

I) Definisi.

Berdoa adalah berbicara kepada Tuhan. Sekalipun hal ini mungkin sekali sudah dimengerti oleh semua orang, tetapi dalam kenyataannya, ada banyak orang yang tidak menghayati definisi doa ini. Misalnya:

1)   Adanya sikap tidak hormat kepada Tuhan.

Ini bisa terjadi:

a)   Pada waktu dirinya sendiri berdoa.

Misalnya: ada banyak orang berdoa sambil menghadap TV yang suaranya tetap keras, dan doanyapun dibuat cepat-cepat karena ingin segera melanjutkan nonton TV.

b)   Pada waktu orang lain berdoa.

Misalnya:

·        tahu ada orang sedang berdoa tetapi toh membuat ribut.

·        ada banyak orang sering ‘membangunkan’ orang yang sedang berdoa.

2)   Pada saat memimpin persekutuan doa, banyak orang membuat doa itu menja­di ‘indah’ demi manusia yang mendengar. Kita harus ingat bahwa pada waktu berdoa kita berbi­cara kepada Tuhan dan bukan kepada manusia.

3)   Berdoa dengan sikap munafik / tidak jujur, misalnya dengan berkata: ‘Tuhan, aku percaya bahwa Engkau pasti menyembuhkan penyakit ini’, padahal hatinya tidak percaya.

Kalau saudara bersikap munafik / berdusta pada waktu berbicara kepada manusia, mungkin itu bisa berguna, karena orang itu tidak akan tahu kemunafikan / dusta saudara. Tetapi pada waktu berdoa, saudara berbicara kepada Tuhan yang maha tahu, yang tahu seluruh isi hati / pikiran saudara. Ada gunanyakah bersikap munafik / berdusta dalam doa? Lebih baik, keluarkan / katakan apa saja yang ada di dalam hati saudara kepada Tuhan secara jujur. Dari pada berdoa: ‘Tuhan ampunilah orang yang jahat kepadaku itu, dan berkatilah dia’, padahal saudara menginginkan orang itu mati, lebih baik saudara berdoa: ‘Tuhan, sebetulnya aku benci kepada orang itu dan aku ingin Engkau membunuh dia, tetapi karena Engkau menyuruh aku mengasihi musuh dan mendoakannya, maka tolong aku mengampuni dan mengasihinya’.

4)   Berdoa secara ‘otomatis’ / sekedar sebagai kebiasaan (tanpa dihayati), misalnya: doa makan.

Pada waktu menaikkan doa-doa rutin seperti ini sering orang berdoa secara otomatis, dan pikirannyapun tidak ditujukan kepada Tuhan.

II) Posisi tubuh pada waktu berdoa.

Ada yang berdoa sambil:

·        berlutut (Dan 6:11).

·        berdiri (Luk 18:11,13).

·        duduk (1Raja 19:4).

·        berjalan (2Sam 15:30-31).

Kesimpulan: Kitab Suci tidak menentukan posisi tubuh pada waktu berdoa. Yang penting adalah sikap hati kita (bdk. Yoh 4:23-24).

III) Macam-macam doa.

1)   Doa pujian (Mat 6:9-10).

Kita bisa memuji Tuhan atas apa adanya Dia, yaitu sebagai Allah yang maha kuasa, maha mulia, maha kasih, dsb. Kita juga bisa memuji Dia atas segala berkat / kasih yang Ia limpahkan kepada kita.

2)   Doa permohonan (Yoh 16:24).

Ada orang yang tidak mau meminta apa-apa kepada Tuhan, dengan alasan ia berserah kepada Tuhan. Sikap apatis seperti ini adalah salah, karena Tuhan menyuruh kita meminta kepadaNya (Yoh 16:24  Mat 7:7).

Kita boleh, dan bahkan harus, meminta kepada Tuhan, baik dalam hal jasmani, maupun rohani (Mat 6:11,13).

a)     Dalam hal jasmani, seperti minta kesehatan / kesembuhan, perlindungan, keharmonisan keluarga, uang, mobil, berkat dalam study / pekerjaan, pacar, dsb.

b)     Dalam hal rohani, seperti penyadaran dosa, pengampunan dosa, bimbingan Roh Kudus, pencerahan supaya mengerti Firman Tuhan, pengurapan dalam pelayanan, pertumbuhan iman dan hubungan dengan Tuhan, dsb.

3)   Doa syukur (1Tes 5:18  Luk 17:11-19).

Banyak orang yang hanya rajin meminta, tetapi pada waktu doanya dikabulkan atau pada waktu menerima sesuatu yang baik dari Tuhan, tidak bersyukur kepada Tuhan.

Ada banyak hal untuk mana kita harus bersyukur, seperti:

a)     Keselamatan dalam Kristus.

b)     Pengampunan dosa yang Tuhan berikan dari hari ke hari.

c)      Segala berkat jasmani maupun rohani yang Tuhan berikan kepada saudara.

d)     Segala hal yang jelek yang tidak menimpa saudara.

Kalau saudara sedang mengalami hal yang tidak menyenangkan, mungkin saudara perlu melihat orang lain yang lebih menderita dari saudara, dan bersyukurlah bahwa saudara tidak mengalami apa yang dia alami. Ada orang yang berkata: ‘Orang yang tidak mempunyai sepatu akan terus mengomel, sampai ia bertemu dengan orang yang tidak punya kaki’.

e)     Segala hal yang tidak menyenangkan yang menimpa saudara, karena itu pasti membawa kebaikan bagi saudara (Ro 8:28).

4)   Doa pengakuan dosa (1Yoh 1:9  Mat 6:12).

Ini harus dilakukan:

a)     Dengan hati yang sungguh-sungguh menyesal (Maz 51:18-19).

b)     Sesering mungkin, sedikitnya setiap hari sekali.

Mengapa? Karena sebelum dosa itu saudara akui, dosa itu menghalangi persekutuan saudara dengan Tuhan, dan ini menyebabkan saudara jatuh ke dalam dosa yang lain.

c)      Secara mendetail (menyebut dosa-dosa saudara satu per satu, bukan secara umum).

Jadi, jangan berdoa ‘Tuhan ampuni dosaku sepanjang bulan / minggu yang lalu’, tetapi berdoalah: ‘Tuhan ampuni aku tadi berdusta kepada si A, dan ampuni juga aku tadi ngelamun di gereja, dan ampuni aku tadi mata duitan’, dsb.

Kalau saudara betul-betul percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara, maka pada waktu saudara sudah mengaku dosa dengan sungguh-sungguh, saudara harus yakin berdasarkan Firman Tuhan bahwa Tuhan sudah mengampuni dosa saudara (1Yoh 1:9). Setan sering menggoda / berbisik supaya saudara tidak yakin akan pengampunan Tuhan, dengan alasan dosa saudara itu adalah dosa yang besar atau terjadi secara berulang-ulang, atau karena dosa itu dilakukan dengan sengaja, dsb. Tetapi saudara harus memilih, mau percaya kepada setan atau kepada Firman Tuhan?

5)   Doa syafaat / doa untuk orang lain (1Tim 2:1-2  1Sam 12:23).

Ada banyak orang yang harus kita doakan:

a)     Pemerintah (1Tim 2:1-2).
b)     Hamba Tuhan & semua orang kudus / kristen (Ef 6:18-20).
c)      Orang yang belum bertobat, supaya mereka bertobat (Kis 26:29).
d)     Orang sakit (Yak 5:14).
e)     Musuh (Mat 5:44).

Link sumber
www.golgothaministry.org/katekisasi/katekisasi_11.htm

No comments:

Post a Comment